Sebenernya, konsep ini sudah saya tulis di buku-buku saya yang
sudah beredar duluan. Istilahnya; Redistribusi Asset. Didistribusikannya ke
dalam. Ke internal. Pasti bisa. Untuk skala Indonesia, kesempatan itu dishare
ke masyarakatnya sendiri. Masyarakat jadi pemilik. Demikian.
Sekali lagi, saya mencoba menggerakkan, berhasil tuh. Tinggal
finishing saja, soal izin, konsep, manajemen, administrasi.
Ketika satu sekolah swasta, pesantren, akan memperluas lahannya,
menambah kapasitas murid atau santrinya, maka kemudian yang harus dilakukan,
coba dah ga usah kemana-mana. Cari “investor” ke dalam saja. Bukan hanya
investor sedekah, tapi juga benar-benar investor modal. Kan ada murid dan wali
muridnya. Kan ada santri dan wali santrinya. Semua bisa dihitungin. Semua bisa
dikalkulasi. Pasti bisa. Insya Allah bisa.
Ketika saya dan kawan-kawan PPPA silaturahim ke Hongkong, saya
melihat POTENSI yang dahsyat sekali. Ditambah dengan KOREA, TAIWAN, yang 3
negara itu relatif bagus gajinya/salarynya/hasilnya. Jumlah tenaga kerja juga
buanyak sekali. Kayak di Hongkong, ada kali sekitar 130rb tenaga kerja.
Subhaanallaah. Korea dan Taiwan, relatif sama. Dengan tingkat kemakmuran tenaga
kerja yang juga sama. Hanya sayang, saya melihat, konsumsi lagi aja yang
ditinggikan. Ga dipakai untuk memberdayakan dirinya sendiri.
130rb nakerwan di Hongkong, jumlahnya dikali tiga, bila termasuk
Korea dan Taiwan. Subhaanallaah.
Yah tapi saya mah pengen jadi orang yang bertipe ga kepengen cuma
kalkulasi doangan, ngitung-ngitung doangan. Engga banget. Saya bergerak aja.
Dan ada koq kawan-kawan Hongkong, Korea, Taiwan, yang ikutan di PU edisi yang
diperhatikan OJK dan media, he he he. Artinya, mereka kalo tahu, kalo ngerti,
nya pasti bisa. Dan TKI atau TKW ini, kaya banget loh.
Coba aja hitung...
Gaji per Nakerwan di Hongkong... 4 juta. Dikali 130rb jumlah
Nakerwan, jumlahnya WOW banget. 520 milyar loh, sebulan. Atau 6,2T.
Potensi ini dilihat loh, oleh kalangan perbankan, perusahaan
transfer duit, resto, bahkan “penipu-penipu”, he he he. Mereka berdatangan ke
Hongkong. Ada potensi dana TKW/Nakerwan/TKI. Dan jangan lupa, dikali 3 loh, he
he he.
Kalo saya melihat dari sisi apa yang saya paparkan, gimana?
Kalau gerakan ini dibuat masif, lalu seperti PU diperbesar
luasannya, subhaanallaah banget dah.
Apalagi kalo kemudian sistem yang sudah saya paparkan dijalankan
di sana. Perbankan, bukan hanya pengen duitnya kawan-kawan di Hongkong saja,
untuk disalurkan ke pengusaha-pengusaha di Indonesia. Yang nantinya
pengusaha-pengusaha tambah kaya, ya tenaga kerja di sana, begitu aja. Pulang ke
Indonesia, kembali lagi begitu begitu aja. Akhirnya, pilihannya balik lagi,
balik lagi, balik lagi. Perpanjang kontrak terus di sana, he he he. Sedih.
Padahal sederhana. Kalau Nakerwan itu berpotensi dapat gaji
setahun sebesar 6,2T, pinjemin aja modal usaha. Toh mereka punya gaji, bisa
dipotong dari gaji mereka, atau mereka bisa ngangsur dari gaji mereka.
Katakanlah, 20% nya, atau setara dengan 1,2T, maka mereka bisa tuh jadi
INVESTOR Properti besar di Jakarta. Jumlah segitu jugalah yang dikucurkan pasar
modal, perbankan, lembaga-lembaga keuangan, bagi properti-properti di Jakarta.
Bedanya, ini investornya, para Nakerwan. Kan keren banget tuh...
Seperti yang saya bilang, setiap pelunasan, maka kepercayaan akan
berlipat-lipat. Bukan tidak mungkin, kumpulan Nakerwan itu bakal punya potensi
dana, sebesar yang dibutuhkan oleh semua kebutuhan properti di Indonesia.
Itu belum dihitung dari Korea dan Taiwan. Dan belum dihitung pula mereka-mereka
Tenaga Kerja Indonesia yang menempati posisi menengah seperti di Singapore,
Malaysia, UEA, Eropa, Inggris, Amerika, Kanada, Australia. Semuanya bergerak
untuk Indonesia yang untuk Indonesia. Subhaanallaah dah.
Apalagi perlu diketahui, jika kita udah punya modal sekian, maka
sesungguhnya itu dihitungnya sudah 3 sampe 5x lipat nilainya. Jika karyawan
dari 2 perusahaan 2 kawan saya bisa ngumpulin dana 40M, itu sama dengan sudah
punya 120M.
Dan saya sudah membuktikannya di urusan hotel haji umrah. Apalagi
kalo sampe 1,2T dikali 3 negara destinasi Tenaga Kerja, sebesar 3,6T. Wuih...
Bisa punya 15T dah tuh hitungannya. Subhaanallaah maasyaaAllah.
Dan kalo menilik bahwa perbankan pada nyerbu ke sana, pada jalan
ke sana, pada berangkat ke sana, maka sesungguhnya ini bener-bener suatu
keniscayaan. Tenaga kerja tersebut, akan memiliki kesempatan maju yang sama
dengan siapapun. Tidak berhenti nasibnya sampe di sana, yang sementara itu,
banyak orang nasibnya berubah sebab mampu mengumpulkan dan memaksimalkan
potensi mereka.
Sampe sini, saya mengundang semua ahli untuk ikut bicara... Sampe
ahli koperasi yang saya lihat, teramat mendekati, dan cocok untuk pola pikir
dan pola bertindak yang saya paparkan.
Sementara saya, akan berbicara dari sisi yang saya mengerti, dan
bertindak juga dari sisi yang saya mengerti. Kelak insya Allah akan menjadi
satu pola pikir dan pola bertindak yang komprehensif. Asal semuanya disiplin
pada niat untuk maju bersama.
***
KLIK DISINI PART 6
No comments:
Post a Comment