Tuesday, August 13, 2013

Indonesia Berjamaah untuk Beli Ulang Indonesia Part 4


Setelah baca penjelasan saya sedikit, gimana tuh? Mampu ga Indonesia membiayai seluruh potensi ekonomi yang ada di depan matanya?

Bisa, iya kan? Kenapa ga bisa? Sebab dengan pemaparan sederhana di atas, selama ini ya kita jadi tahu, bahwa “Sudah koq. Sudah dibiayai oleh masyarakat. Dari dana tabungannya, dari dana pensiunnya, dari dana asuransinya, dari dana pajaknya, dari dana zakat dan sedekahnya.” Yang kita minta, hanya, tolong libatkan mereka. Angkat derajatnya. Jangan ditinggal, jangan dipinggirkan.

Pemikiran ini bener-bener kelihatannya sepele koq. Ga ribet. Dan asli sepele. Ringan. Simpel. Melibatkan internal dirinya sendiri. Tadi udah belajar tuh. Ga pake dana luar saja, ga pake dana asing, hanya potensi kredit yang sangat mungkin didapat sama karyawannya kawan tadi, sudah bisa dapat dana setengah T. Dahsyat kan? Dan kita sama-sama tahu, jika kreditnya lancar, maka akan ditambah dan ditambah. Maka bisa berapa tuh kapitalisasinya? Bisa 1T, 2T, 3T, 4T, dan seterusnya. Dan itu ga kemana dan ga buat siapa-siapa. Ke dalam sendiri.

Gagasan ini tinggal diperlebar saja. Ke perusahaan-perusahaan lain.
Saya coba deh bantu.

Mall misalnya. Karyawannya baik tetap maupun outsource, dan karyawan para tenant, kayak karyawannya resto-resto, dan toko-toko di Mall tersebut, bisa mencapai 4rb karyawan. Nah, mungkin ga mereka jadi pemilik Mall? Ikut memiliki lah? Mungkin kan? Jangan bilang ga mungkin.

1 SMU negeri aja, 1 SMP negeri, 1 SD negeri, bisa 500-an koq muridnya. Jumlahnya? Berapa tuh? Ribuan kan? Ga usah dikaliin jutaan. Kan mereka pelajar. Kaliin jumlah puluhan ribu aja atau maksimal 100rb. Udah GILA bener tuh jumlahnya.

Jika pelajar satu sekolah, dan itu pun hanya kelas 3 SMU nya saja, 3 SMP saja, 6 SD nya saja, bahkan TK, jelang perpisahan, bisa patungan sewa ber-bus-bus, +booking tempat rekreasi dan memberi manfaat ekonomi bagi katering, warung, jajan, oleh-oleh... Nah, apalagi kalau yang patungan, berjamaah, bukan hanya kelas 3 nya saja, bukan hanya kelas 6 nya saja, bukan hanya TK akhirnya aja. Tapi semua level, level kelas, dan bukan di akhir. Tapi sejak dari awal. Apa yang terjadi? Mereka bisa bahkan BELI perusahaan bus! Bukan hanya bisa beli 1 bus. Beli 1 perusahaan bus, he he he.

Ga percaya? Dicoba saja.
Bikin aja coba Koperasi Pelajar. Targetnya: Belajar, dan mengukur potensi pelajar Indonesia yang juga ga keruan banyaknya. Pokoknya, wes, negeri ini negeri super besar. Berkah dah. Kawan saya dari Malaysia sampe bilang begini, “Bodoh benar jika ada yang ga bisa usaha di Indonesia. Orangnya banyak...”, katanya, sambil terkekeh-kekeh. Dia ini jualan kosmetiknya, sampe ke Indonesia. Bahkan jualan baju. 

Aneh kan? Ga aneh juga. Ini juga soal pendidikan. Makanya, coba dibuat untuk sarana pembelajaran juga, Koperasi Pelajar. Anggotanya semua anak-anak TK, semua anak-anak SD, semua anak-anak SMP, SMU, sampe adik-adik dan kawan-kawan mahasiswa. Wuih, bakal jadi raksasa juga ini koperasi. Sekali lagi, sebab jumlah. Hal in harus disyukuri dengan benar-benar dikembangkan dan dikelola dengan baik.

Saya gerakin, praktis, lewat twitter saja, dengan izin Allah sudah bisa ngakuisisi hotel di bandara loh. Ini baru “berdehem” doang, he he he. Belum bener-bener gerak. Dan udah bikin semua heboh, he he he. Tapi saya jadi tersenyum, bahwa segala oretan ini bukan candaan. Ini sebuah keniscayaan.

***



salah satu alasan kenapa  harus BELI ULANG  Indonesia dengan#IndonesiaBerjamaah

No comments:

Post a Comment